Berita / Upaya Pengendalian Sedini Mungkin Kunci Mengawali Tahun 2022 Tanpa Lonjakan
Upaya Pengendalian Sedini Mungkin Kunci Mengawali Tahun 2022 Tanpa Lonjakan
Penulis: Admin -
Rabu, 05 Januari 2022
Rabu, 5 Januari 2022 Tahun Baru 2022 menjadi harapan besar agar Indonesia terbebas dari status Pandemi dan menuju Endemi COVID-19. Dimana saat ini kasus terus menurun sejak lonjakan kedua Juli lalu. Meski demikian, tantangan saat ini ialah potensi kenaikan kasus sebagaimana terjadi paska periode Idul Fitri 2020, libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021 dan Idul Fitri 2021.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito optimistis Indonesia dapat mengantisipasi keadaan saat ini. "Karena, Indonesia berhasil mempertahankan penurunan kasus ini di tengah melonjaknya kasus dunia dan tantangan varian baru yaitu Omicron," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Selasa (4/1/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Rinciannya, pada november 2020 - Januari 2021, kasus positif konsisten mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai puncak pertama. Bahkan, penambahan kasus minggu pertama tahun 2021 mencapai 52.694 kasus. Jumlah ini, dikontribusikan oleh 5 provinsi yang menyumbangkan kasus positif tertinggi yaitu DKI Jakarta (13.317), Jawa Barat (7.832), Jawa Tengah (6.726), Jawa Timur 6.375 dan Sulawesi Selatan (63.656).
Sementara, berbeda dengan tahun lalu, tren penurunan kasus masih terus terjadi sejak Juli 2021 hingga awal Januari 2022. Bahkan penambahan kasus pada minggu pertama Januari 2022 hanya sebesar 1.409 kasus. "Ini jauh lebih sedikit dibanding awal tahun lalu yang mencapai 52 ribu kasus," lanjutnya.
Pada awal tahun ini juga terjadi pergeseran provinsi penyumbang penambahan kasus terbesar yang tidak lagi didominasi provinsi di wilayah pulau Jawa. Kelimanya, DKI Jakarta (526 kasus), Kepulauan Riau (168 kasus), Jawa Barat (121 kasus), Papua Barat (117 kasus) dan Jawa Timur (108 kasus).
"Keberhasilan kita untuk menghindari lonjakan kasus di akhir tahun ini merupakan pencapaian kolektif dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah baik di pusat maupun daerah," lanjutnya.
Karena itulah, perkembangan baik ini menjadi pembuka tahun yang baik pula. Dan sepatutnya ini menjadi penyemangat seluruh lapisan masyarakat untuk terus menegakkan protokol kesehatan dengan lebih disiplin lagi. Kepada pemerintah pusat dan daerah diminta tidak lengah dan terus menekan penularan sekecil mungkin.
Merujuk saran World Health Organization (WHO), bahwa kunci mencegah lonjakan kasus di masa lonjakan kedua di tengah keberadaan varian Delta, salah satunya adalah timing atau waktu yang tepat. "Lonjakan kasus hanya dapat dicegah dengan respons pengendalian kasus sedini mungkin," tegas Wiku. |
|
Visitasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Sunan Kalijaga Demak lolos tahap III dalam penilaian… Selengkapnya
Penyerahan Penghargaan Satyalencana Karya Satya
Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak dr. Nugroho Aris Kusuma, M.Kes menerima penghargaan Satyalencana… Selengkapnya
Tambahan Layanan Sore
Layanan Terapi Rehabilitasi Medik sekarang buka sampai sore hari Selengkapnya
|
Berita / Upaya Pengendalian Sedini Mungkin Kunci Mengawali Tahun 2022 Tanpa Lonjakan
Upaya Pengendalian Sedini Mungkin Kunci Mengawali Tahun 2022 Tanpa Lonjakan
Rabu, 5 Januari 2022 Tahun Baru 2022 menjadi harapan besar agar Indonesia terbebas dari status Pandemi dan menuju Endemi COVID-19. Dimana saat ini kasus terus menurun sejak lonjakan kedua Juli lalu. Meski demikian, tantangan saat ini ialah potensi kenaikan kasus sebagaimana terjadi paska periode Idul Fitri 2020, libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021 dan Idul Fitri 2021.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito optimistis Indonesia dapat mengantisipasi keadaan saat ini. "Karena, Indonesia berhasil mempertahankan penurunan kasus ini di tengah melonjaknya kasus dunia dan tantangan varian baru yaitu Omicron," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Selasa (4/1/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Rinciannya, pada november 2020 - Januari 2021, kasus positif konsisten mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai puncak pertama. Bahkan, penambahan kasus minggu pertama tahun 2021 mencapai 52.694 kasus. Jumlah ini, dikontribusikan oleh 5 provinsi yang menyumbangkan kasus positif tertinggi yaitu DKI Jakarta (13.317), Jawa Barat (7.832), Jawa Tengah (6.726), Jawa Timur 6.375 dan Sulawesi Selatan (63.656).
Sementara, berbeda dengan tahun lalu, tren penurunan kasus masih terus terjadi sejak Juli 2021 hingga awal Januari 2022. Bahkan penambahan kasus pada minggu pertama Januari 2022 hanya sebesar 1.409 kasus. "Ini jauh lebih sedikit dibanding awal tahun lalu yang mencapai 52 ribu kasus," lanjutnya.
Pada awal tahun ini juga terjadi pergeseran provinsi penyumbang penambahan kasus terbesar yang tidak lagi didominasi provinsi di wilayah pulau Jawa. Kelimanya, DKI Jakarta (526 kasus), Kepulauan Riau (168 kasus), Jawa Barat (121 kasus), Papua Barat (117 kasus) dan Jawa Timur (108 kasus).
"Keberhasilan kita untuk menghindari lonjakan kasus di akhir tahun ini merupakan pencapaian kolektif dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah baik di pusat maupun daerah," lanjutnya.
Karena itulah, perkembangan baik ini menjadi pembuka tahun yang baik pula. Dan sepatutnya ini menjadi penyemangat seluruh lapisan masyarakat untuk terus menegakkan protokol kesehatan dengan lebih disiplin lagi. Kepada pemerintah pusat dan daerah diminta tidak lengah dan terus menekan penularan sekecil mungkin.
Merujuk saran World Health Organization (WHO), bahwa kunci mencegah lonjakan kasus di masa lonjakan kedua di tengah keberadaan varian Delta, salah satunya adalah timing atau waktu yang tepat. "Lonjakan kasus hanya dapat dicegah dengan respons pengendalian kasus sedini mungkin," tegas Wiku. Berita Terbaru
|