Berita / Pembersihan Alat dan Lingkungan Untuk Memutus Penularan Covid-19
Pembersihan Alat dan Lingkungan Untuk Memutus Penularan Covid-19
Penulis: Admin - Senin, 09 November 2020
Rabu, 4 November 2020 RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak seperti biasa melaksanakan kegiatan Promosi Kegiatan Rumah Sakit (PKRS) setiap hari rabu. Pada kegiatan PKRS hari ini materi akan disampaikan oleh dan membahas tentang Pembersihan Alat dan Lingkungan Untuk Memutus Penularan Covid-19. Seperti kita ketahui bersama, Virus COVID-19 ditransmisikan melalui kontak fisik erat dan percikan (droplet) dari saluran pernapasan, sedangkan transmisi melalui udara (airborne) dapat terjadi saat dilakukan tindakan  medis dg membuka mulut pasien   sehingga menghasilkan aerosol yang beresiko mencemari Permukaan lingkungan di tempat pelayanan kesehatan. Karena itu, permukaan dan peralatan, terutama di tempat di mana pasien COVID-19 dirawat, harus dibersihkan dan didisinfeksi dengan tepat guna mencegah penularan lebih lanjut. Anjuran ini juga berlaku di tempat-tempat isolasi alternatif seperti rumah dan fasilitas umum Cara pembersihan Meliputi 3 cara :
  1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
Lewis dan McIndoe  menambahkan bahwa proses dekontaminasi harus memperhatikan:
  • Risiko infeksi dari penggunaan peralatan yang sebagaimana mestinya
  • Panas, tekanan, kelembaban, atau tolerasi kimia dari peralatan.
  • Ketersediaan dari peralatan proses
  • Risiko yang bisa muncul dari proses dekontaminasi
  • Waktu yang tersedia
  1. Disinfeksi adalah upaya untuk membunuh jumlah mikro-organisme patogen tertentu penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.

Metode Disinfeksi

  1. menggunakan disinfektan kimia
  2. Penggunaan aneka macam agen penginaktifasi
  • Germisida lainnya
  • Metal sebagai mikrobisida
  • Radiasi ultraviolet
  • Pasterisasi
  • Flushing dan pencuci disinfector
  1. Penggunaan lain berdasarkan panduan regulas

Tingkat disinfektan

  • Disinfektan tingkat rendah dapat membunuh banyak bakteri, jamur, dan virus dalam periode hanya 10 menit. Artinya, hanya 10 menit saja suatu benda mati dapat bebas dari pathogen, setelah itu pathogen dapat berkembang lagi.
  • Disinfektan tingkat menengah dapat mematikan untuk mycobacteria, vegetative bacteria, kebanyakan virus dan kebanyakan jamur namun tidak semuanya mampu membunuh spora bakterial.
  • Disinfektan tingkat tinggi akan membunuh seluruh mikroorganisme kecuali sejumlah banyak spora bakterial. Contohnya adalah zat glutardehid sebanyak 2% yang dianggap mampu untuk memberikan disinfeksi selama 20 menit.

Bahaya Penggunaan Disinfektan

Penggunaan disinfektan yang berlebih dapat menimbulkan beberapa gangguan. Berdasarkan data dari CDC, penyakit-penyakit akibat kerja pada petugas kebersihan telah dihubungkan dengan zat disinfektan seperti formaldehid, glutaraldehyde serta klorin. Asma dan penyakit saluran pernapasan dapat terjadi pada pekerja yang terpapar pada zat kimia melalui udara. Penyakit tersebut bahkan bisa muncul pada konsentrasi di bawah nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh OSHA atau direkomendasikan oleh NIOSH.
  1. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
  Menurut CDC, sterilisasi menjelaskan tentang proses yang menghancurkan seluruh bentuk dari kehidupan mikrobial. Menurut George Washington University, sterilisasi adalah sebuah tindakan untuk menjadikan permukaan benar-benar bebas dari mikroorganisme dan virus. Tingkat sterilisasi yang benar adalah tidak  menyisakan mikroorganisme pada sebuah benda

Metode dan cara melakukan sterilisasi

Beragam metode dan cara melakukan sterilisasi tersedia untuk dapat kita pilih sesuai dengan kondisi dan hasil yang kita butuhkan.
  1. Insinerasi
Bentuk terbaik dari sterilisasi adalah insinerasi. Insinerasi merupakan aktivitas membakar seluruh benda yang ingin dilakukan sterilisasi pada sebuah insinerator. Namun, metode sterilisasi ini tidak selalu cocok untuk semua benda mengingat ada beberapa benda yang memang harus dipakai lagi sehabis dilakukan sterilisasi. b.Autoclave Secara etimologi, autoclave berasal dari kata auto (mandiri) dan clave (menutup dengan suara clanking). Autoclave merupakan alat untuk membunuh pathogen dengan uap (steam) dan tekanan. Suhu dalam autoclave bisa mencapai lebih dari 100 derajat celcius pada tekanan atmosferik yang cukup untuk membunuh endospora.
  1. Ethylene Oxide
Ethylene oxide dapat bereaksi lebih kuat dibandingkan ether yang lain. Zat ini digunakan untuk sterilisasi benda yang tidak bisa tahan dengan suhu tinggi seperti plastik. Ethylene oxide merupakan gas yang dapat mempenetrasi sell, menjangkau DNA dari mikroorganisme dan membunuhnya dengan proses alkilasi. Sisi lain dari ethylene oxide ini adalah zat tersebut mudah meledak dan dapat berbahaya pada tubuh manusia.
  1. Uap hidrogen peroksida atau Drymist
Plasma adalah tahap keempat dari material, di mana tahap material yang lain adalah air, padat dan gas. Plasma diproduksi dari aplikasi energi microwave ke molekul gas hidrogen peroksida. Plasma hidrogen peroksida mengandung anion, cation dan hidroksil. Zat tersebut mempenetrasi instrument dengan baik dan melakukan sterilisasi dengan baik. Tidak seperti ethylene oksida, zat tersebut dapat melakukan sterilisasi dalam jangka waktu yang singkat (50 menit) dan tidak menghasilkan sisi zat toksik apapun. Meskipun banyak keunggulan, metode ini mahal
  • Di dalam ruangan dan di luar ruangan sekalipun Penyemprotan disinfektan secara langsung (seperti di dalam bilik, kotak, atau terowongan) tidak direkomendasikan. Tindakan ini dapat merugikan secara fisik dan psikologis dan tidak akan mengurangi kemampuan orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus melalui droplet atau kontak. Selain itu, menyemprot orang dengan klorin dan bahan kimia beracun lainnya dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, bronkospasme akibat terhirupnya bahan kimia, dan efek pada pencernaan seperti mual dan muntah.
  • Penyemprotan atau fogging area luar ruangan seperti jalan2, taman dan area public tidak direkomendasikan, hal ini  kurang efektif membunuh virus COVID-19 karena debu dan serpihan menonaktifkan disinfektan, sedangkan materi organik dari tempat-tempat tersebut tidak mungkin dibersihkan semua. Lebih lagi, menyemprot permukaan yang berpori seperti trotoar dan jalur jalan kaki tanpa ubin semakin tidak efektif. Bahkan jika tidak ada materi organik, penyemprotan bahan kimia kemungkinan tidak cukup mencapai semua permukaan selama durasi waktu kontak yang diperlukan untuk menonaktifkan patogen.
  • Selain itu, jalanan dan trotoar tidak dipandang termasuk reservoir atau habitat yang cocok infeksi COVID- 19
  • Pada pembersihan untuk mencegah Covid 19, Fokuskan permukaan-permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pinti,kursi, meja perabotan yang sering dipegang atau lingkungan disekitar yang dipergunakan untuk beraktifitas, kemudian diakhir pembersihan adalah dinding dan lantai.
Kamar pasien / kohort – masih ada pasien Minimal dua kali sehari, lebih disarankan tiga kali sehari, terutama permukaan-permukaan yang banyak disentuh
  • Dekontaminasi atau pembersihan lingkungan di RSUD Sunan kalijaga dilaksanakan secara menyeluruh Rawat jalan / ruang perawatan, penunjang, dll dilaksanakan setiap kali selesai  kunjungan pasien (terutama untuk permukaan yang sering disentuh) dan minimal pembersihan terminal sekali setiap hari
Keamanan pribadi saat mempersiapkan dan menggunakan disinfektan Petugas pembersihan harus mengenakan APD yang memadai dan untuk menggunakannya dengan aman. Saat bekerja di tempat-tempat di mana ada pasien yang suspek atau terkonfirmasi COVID-19 atau di mana skrining, triase, dan konsultasi klinis dijalankan, petugas pembersihan harus mengenakan APD berikut ini: gaun, sarung tangan tugas berat (heavy duty), masker medis, pelindung mata (jika ada risiko cipratan materi organik atau bahan kimia), dan sepatu bot atau sepatu kerja tertutup.48 Persiapan larutan disinfektan harus dilakukan di area yang berventilasi baik. Hindari mencampur disinfektan, baik saat dipersiapkan maupun digunakan, karena campuran menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan dapat menimbulkan gas yang kemungkinan mematikan, terutama saat dikombinasikan dengan larutan hipoklorit.
  1. Pembersihan (cleaning)
Menurut Central for Disease Control (CDC), pembersihan (cleaning) adalah tindakan untuk membersihkan noda yang terlihat baik yang berupa organik maupun inorganik dari permukaan benda atau bendanya. Tindakan pembersihan biasanya dilakukan baik dengan manual ataupun mekanik dengan menggunakan air disertai dengan deterjen atau produk enzimatik. Pembersihan yang menyeluruh adalah hal yang penting sebelum melakukan kegiatan disinfeksi dan sterilisasi. Hal ini dikarenakan material inorganik dan organik yang beradadi permukaan benda dapat mengganggu proses disinfeksi dan sterilisasi

Cara melakukan pembersihan

Environmental Protection Agency (EPA) menyusun prosedur untuk melakukan pembersihan (clening) yang dapat dirangkum dalam tahap-tahap berikut :  
  • Material yang dapat digunakan untuk melakukan pembersihan adalah deterjen, air keran, air terionisasi, air organik yang bebas
  • Material tersebut harus disimpan dalam kemasan yang aman
  • Material pembersih dan peralatan terkontaminasi harus dibersihkan jika memang aman dan jikalau tidak aman maka harus dibuang
  • Peralatan yang sudah dibersihkan kemudian harus dipegang oleh personil yang sudah menggunakan sarung tangan bersih untuk mencegah peralatan tersebut kotor kembali. Peralatan tersebut juga harus dipindahkan ke tempat lain untuk mencegah rekontaminasi.
Maklumat Pelayanan

Berita Terbaru

Visitasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Sunan Kalijaga Demak lolos tahap III dalam penilaian… Selengkapnya
Penyerahan Penghargaan Satyalencana Karya Satya
Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak dr. Nugroho Aris Kusuma, M.Kes menerima penghargaan Satyalencana… Selengkapnya
Tambahan Layanan Sore
Layanan Terapi Rehabilitasi Medik sekarang buka sampai sore hari Selengkapnya
Berita / Pembersihan Alat dan Lingkungan Untuk Memutus Penularan Covid-19
Pembersihan Alat dan Lingkungan Untuk Memutus Penularan Covid-19
Penulis: Admin - Senin, 09 November 2020
Rabu, 4 November 2020 RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak seperti biasa melaksanakan kegiatan Promosi Kegiatan Rumah Sakit (PKRS) setiap hari rabu. Pada kegiatan PKRS hari ini materi akan disampaikan oleh dan membahas tentang Pembersihan Alat dan Lingkungan Untuk Memutus Penularan Covid-19. Seperti kita ketahui bersama, Virus COVID-19 ditransmisikan melalui kontak fisik erat dan percikan (droplet) dari saluran pernapasan, sedangkan transmisi melalui udara (airborne) dapat terjadi saat dilakukan tindakan  medis dg membuka mulut pasien   sehingga menghasilkan aerosol yang beresiko mencemari Permukaan lingkungan di tempat pelayanan kesehatan. Karena itu, permukaan dan peralatan, terutama di tempat di mana pasien COVID-19 dirawat, harus dibersihkan dan didisinfeksi dengan tepat guna mencegah penularan lebih lanjut. Anjuran ini juga berlaku di tempat-tempat isolasi alternatif seperti rumah dan fasilitas umum Cara pembersihan Meliputi 3 cara :
  1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
Lewis dan McIndoe  menambahkan bahwa proses dekontaminasi harus memperhatikan:
  • Risiko infeksi dari penggunaan peralatan yang sebagaimana mestinya
  • Panas, tekanan, kelembaban, atau tolerasi kimia dari peralatan.
  • Ketersediaan dari peralatan proses
  • Risiko yang bisa muncul dari proses dekontaminasi
  • Waktu yang tersedia
  1. Disinfeksi adalah upaya untuk membunuh jumlah mikro-organisme patogen tertentu penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.

Metode Disinfeksi

  1. menggunakan disinfektan kimia
  2. Penggunaan aneka macam agen penginaktifasi
  • Germisida lainnya
  • Metal sebagai mikrobisida
  • Radiasi ultraviolet
  • Pasterisasi
  • Flushing dan pencuci disinfector
  1. Penggunaan lain berdasarkan panduan regulas

Tingkat disinfektan

  • Disinfektan tingkat rendah dapat membunuh banyak bakteri, jamur, dan virus dalam periode hanya 10 menit. Artinya, hanya 10 menit saja suatu benda mati dapat bebas dari pathogen, setelah itu pathogen dapat berkembang lagi.
  • Disinfektan tingkat menengah dapat mematikan untuk mycobacteria, vegetative bacteria, kebanyakan virus dan kebanyakan jamur namun tidak semuanya mampu membunuh spora bakterial.
  • Disinfektan tingkat tinggi akan membunuh seluruh mikroorganisme kecuali sejumlah banyak spora bakterial. Contohnya adalah zat glutardehid sebanyak 2% yang dianggap mampu untuk memberikan disinfeksi selama 20 menit.

Bahaya Penggunaan Disinfektan

Penggunaan disinfektan yang berlebih dapat menimbulkan beberapa gangguan. Berdasarkan data dari CDC, penyakit-penyakit akibat kerja pada petugas kebersihan telah dihubungkan dengan zat disinfektan seperti formaldehid, glutaraldehyde serta klorin. Asma dan penyakit saluran pernapasan dapat terjadi pada pekerja yang terpapar pada zat kimia melalui udara. Penyakit tersebut bahkan bisa muncul pada konsentrasi di bawah nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh OSHA atau direkomendasikan oleh NIOSH.
  1. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
  Menurut CDC, sterilisasi menjelaskan tentang proses yang menghancurkan seluruh bentuk dari kehidupan mikrobial. Menurut George Washington University, sterilisasi adalah sebuah tindakan untuk menjadikan permukaan benar-benar bebas dari mikroorganisme dan virus. Tingkat sterilisasi yang benar adalah tidak  menyisakan mikroorganisme pada sebuah benda

Metode dan cara melakukan sterilisasi

Beragam metode dan cara melakukan sterilisasi tersedia untuk dapat kita pilih sesuai dengan kondisi dan hasil yang kita butuhkan.
  1. Insinerasi
Bentuk terbaik dari sterilisasi adalah insinerasi. Insinerasi merupakan aktivitas membakar seluruh benda yang ingin dilakukan sterilisasi pada sebuah insinerator. Namun, metode sterilisasi ini tidak selalu cocok untuk semua benda mengingat ada beberapa benda yang memang harus dipakai lagi sehabis dilakukan sterilisasi. b.Autoclave Secara etimologi, autoclave berasal dari kata auto (mandiri) dan clave (menutup dengan suara clanking). Autoclave merupakan alat untuk membunuh pathogen dengan uap (steam) dan tekanan. Suhu dalam autoclave bisa mencapai lebih dari 100 derajat celcius pada tekanan atmosferik yang cukup untuk membunuh endospora.
  1. Ethylene Oxide
Ethylene oxide dapat bereaksi lebih kuat dibandingkan ether yang lain. Zat ini digunakan untuk sterilisasi benda yang tidak bisa tahan dengan suhu tinggi seperti plastik. Ethylene oxide merupakan gas yang dapat mempenetrasi sell, menjangkau DNA dari mikroorganisme dan membunuhnya dengan proses alkilasi. Sisi lain dari ethylene oxide ini adalah zat tersebut mudah meledak dan dapat berbahaya pada tubuh manusia.
  1. Uap hidrogen peroksida atau Drymist
Plasma adalah tahap keempat dari material, di mana tahap material yang lain adalah air, padat dan gas. Plasma diproduksi dari aplikasi energi microwave ke molekul gas hidrogen peroksida. Plasma hidrogen peroksida mengandung anion, cation dan hidroksil. Zat tersebut mempenetrasi instrument dengan baik dan melakukan sterilisasi dengan baik. Tidak seperti ethylene oksida, zat tersebut dapat melakukan sterilisasi dalam jangka waktu yang singkat (50 menit) dan tidak menghasilkan sisi zat toksik apapun. Meskipun banyak keunggulan, metode ini mahal
  • Di dalam ruangan dan di luar ruangan sekalipun Penyemprotan disinfektan secara langsung (seperti di dalam bilik, kotak, atau terowongan) tidak direkomendasikan. Tindakan ini dapat merugikan secara fisik dan psikologis dan tidak akan mengurangi kemampuan orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus melalui droplet atau kontak. Selain itu, menyemprot orang dengan klorin dan bahan kimia beracun lainnya dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, bronkospasme akibat terhirupnya bahan kimia, dan efek pada pencernaan seperti mual dan muntah.
  • Penyemprotan atau fogging area luar ruangan seperti jalan2, taman dan area public tidak direkomendasikan, hal ini  kurang efektif membunuh virus COVID-19 karena debu dan serpihan menonaktifkan disinfektan, sedangkan materi organik dari tempat-tempat tersebut tidak mungkin dibersihkan semua. Lebih lagi, menyemprot permukaan yang berpori seperti trotoar dan jalur jalan kaki tanpa ubin semakin tidak efektif. Bahkan jika tidak ada materi organik, penyemprotan bahan kimia kemungkinan tidak cukup mencapai semua permukaan selama durasi waktu kontak yang diperlukan untuk menonaktifkan patogen.
  • Selain itu, jalanan dan trotoar tidak dipandang termasuk reservoir atau habitat yang cocok infeksi COVID- 19
  • Pada pembersihan untuk mencegah Covid 19, Fokuskan permukaan-permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pinti,kursi, meja perabotan yang sering dipegang atau lingkungan disekitar yang dipergunakan untuk beraktifitas, kemudian diakhir pembersihan adalah dinding dan lantai.
Kamar pasien / kohort – masih ada pasien Minimal dua kali sehari, lebih disarankan tiga kali sehari, terutama permukaan-permukaan yang banyak disentuh
  • Dekontaminasi atau pembersihan lingkungan di RSUD Sunan kalijaga dilaksanakan secara menyeluruh Rawat jalan / ruang perawatan, penunjang, dll dilaksanakan setiap kali selesai  kunjungan pasien (terutama untuk permukaan yang sering disentuh) dan minimal pembersihan terminal sekali setiap hari
Keamanan pribadi saat mempersiapkan dan menggunakan disinfektan Petugas pembersihan harus mengenakan APD yang memadai dan untuk menggunakannya dengan aman. Saat bekerja di tempat-tempat di mana ada pasien yang suspek atau terkonfirmasi COVID-19 atau di mana skrining, triase, dan konsultasi klinis dijalankan, petugas pembersihan harus mengenakan APD berikut ini: gaun, sarung tangan tugas berat (heavy duty), masker medis, pelindung mata (jika ada risiko cipratan materi organik atau bahan kimia), dan sepatu bot atau sepatu kerja tertutup.48 Persiapan larutan disinfektan harus dilakukan di area yang berventilasi baik. Hindari mencampur disinfektan, baik saat dipersiapkan maupun digunakan, karena campuran menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan dapat menimbulkan gas yang kemungkinan mematikan, terutama saat dikombinasikan dengan larutan hipoklorit.
  1. Pembersihan (cleaning)
Menurut Central for Disease Control (CDC), pembersihan (cleaning) adalah tindakan untuk membersihkan noda yang terlihat baik yang berupa organik maupun inorganik dari permukaan benda atau bendanya. Tindakan pembersihan biasanya dilakukan baik dengan manual ataupun mekanik dengan menggunakan air disertai dengan deterjen atau produk enzimatik. Pembersihan yang menyeluruh adalah hal yang penting sebelum melakukan kegiatan disinfeksi dan sterilisasi. Hal ini dikarenakan material inorganik dan organik yang beradadi permukaan benda dapat mengganggu proses disinfeksi dan sterilisasi

Cara melakukan pembersihan

Environmental Protection Agency (EPA) menyusun prosedur untuk melakukan pembersihan (clening) yang dapat dirangkum dalam tahap-tahap berikut :  
  • Material yang dapat digunakan untuk melakukan pembersihan adalah deterjen, air keran, air terionisasi, air organik yang bebas
  • Material tersebut harus disimpan dalam kemasan yang aman
  • Material pembersih dan peralatan terkontaminasi harus dibersihkan jika memang aman dan jikalau tidak aman maka harus dibuang
  • Peralatan yang sudah dibersihkan kemudian harus dipegang oleh personil yang sudah menggunakan sarung tangan bersih untuk mencegah peralatan tersebut kotor kembali. Peralatan tersebut juga harus dipindahkan ke tempat lain untuk mencegah rekontaminasi.

Maklumat Pelayanan

Berita Terbaru
Visitasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah
04 November 2024
Rumah Sakit
Penyerahan Penghargaan Satyalencana Karya Satya
04 November 2024
Umum
Tambahan Layanan Sore
21 Oktober 2024
Pelayanan