Berita / Edukasi Infeksi Menular Seksual Pada Remaja
Edukasi Infeksi Menular Seksual Pada Remaja
Penulis: Admin - Selasa, 30 November 2021
Selasa, 30 November 2021 Dilaksanakan kegiatan Edukasi tentang "Mengenal Infeksi Menular Seksual Dikalangan Remaja" yang dilaksanakan diaula lt.3 dengan audiens dari karang taruna di kabupaten demak. Walau tak seperti kasus di Amerika yang setengah dari 20 juta kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) baru per tahunnya terdiri dari para remaja usia 15-24 tahun, kasus IMS pada remaja di Indonesia juga sudah mulai banyak ditemukan. Masa remaja memang masa yang rentan IMS. Perkembangan hormonal yang memengaruhi perkembangan fisik, psikologis dan kognitif sedikit banyak menyebabkan remaja mulai menunjukkan ketertarikan pada aktivitas seksual. Tentu saja tanpa pemahaman yang tepat atau informasi yang salah mengenai masalah seksualitas, meletakkan remaja pada risiko tinggi tertular IMS. Perilaku seksual yang tidak aman, atau penyalah gunaan jarum suntik saat menyalahgunakan narkotika,  meningkatkan risiko menyebarnya IMS seperti gonore, klamidia, hingga yang paling parah HIV/AIDS di kalangan remaja.

Apa yang dapat dilakukan orangtua?

  1. Berikan pendidikan seks sejak dini terhadap anak. Jika perlu libatkan ahlinya seperti dokter untuk menjelaskan sebab akibat dari pergaulan bebas yang tidak benar. Terkadang remaja yang salah informasi merasa tidak melakukan penetrasi saat aktivitas seksual, namun nyatanya hanya dengan saling menempelkan alat kelamin, atau berciuman saja remaja dapat terinfeksi.
  2. Pendidikan tentangg budaya dan khususnya agama sangat diperlukan. Tanamkan bahwa saling mencintai tidak harus dengan kontak seksual. “Say no to sexual contact”.
  3. Hindari untuk membuat remaja merasa lebih bersalah lagi dan tersisih ketika terkena IMS. Ajak remaja ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kebanyakan infeksi menular seksual masih bisa ditangani dan remaja dapat hidup dengan baik, selama IMS dideteksi dengan dini.

Apa yang dapat dilakukan remaja?

  1. Jujur pada diri sendiri dan orangtua. Jika memang telah melakukan aktivitas seksual secara rutin, segera periksakan ke dokter, karena umumnya Infeksi Menular Seksual tidak menunjukkan gejala khusus, atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Tahu-tahu remaja sudah menderita IMS.
  2. Hindari pergaulan bebas dan aktivitas seksual berganti-ganti pacar. Kurangnya pengetahuan, serta kecilnya rasa takut pada remaja, membuat mereka tidak menyadari bahwa IMS sangat mungkin terjadi pada diri mereka.
  3. Dapatkan edukasi tentang seks secara benar. Cari informasi dari ahlinya atau sumber terpercaya, bukan dari teman.
Maklumat Pelayanan

Berita Terbaru

Visitasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Sunan Kalijaga Demak lolos tahap III dalam penilaian… Selengkapnya
Penyerahan Penghargaan Satyalencana Karya Satya
Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak dr. Nugroho Aris Kusuma, M.Kes menerima penghargaan Satyalencana… Selengkapnya
Tambahan Layanan Sore
Layanan Terapi Rehabilitasi Medik sekarang buka sampai sore hari Selengkapnya
Berita / Edukasi Infeksi Menular Seksual Pada Remaja
Edukasi Infeksi Menular Seksual Pada Remaja
Penulis: Admin - Selasa, 30 November 2021
Selasa, 30 November 2021 Dilaksanakan kegiatan Edukasi tentang "Mengenal Infeksi Menular Seksual Dikalangan Remaja" yang dilaksanakan diaula lt.3 dengan audiens dari karang taruna di kabupaten demak. Walau tak seperti kasus di Amerika yang setengah dari 20 juta kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) baru per tahunnya terdiri dari para remaja usia 15-24 tahun, kasus IMS pada remaja di Indonesia juga sudah mulai banyak ditemukan. Masa remaja memang masa yang rentan IMS. Perkembangan hormonal yang memengaruhi perkembangan fisik, psikologis dan kognitif sedikit banyak menyebabkan remaja mulai menunjukkan ketertarikan pada aktivitas seksual. Tentu saja tanpa pemahaman yang tepat atau informasi yang salah mengenai masalah seksualitas, meletakkan remaja pada risiko tinggi tertular IMS. Perilaku seksual yang tidak aman, atau penyalah gunaan jarum suntik saat menyalahgunakan narkotika,  meningkatkan risiko menyebarnya IMS seperti gonore, klamidia, hingga yang paling parah HIV/AIDS di kalangan remaja.

Apa yang dapat dilakukan orangtua?

  1. Berikan pendidikan seks sejak dini terhadap anak. Jika perlu libatkan ahlinya seperti dokter untuk menjelaskan sebab akibat dari pergaulan bebas yang tidak benar. Terkadang remaja yang salah informasi merasa tidak melakukan penetrasi saat aktivitas seksual, namun nyatanya hanya dengan saling menempelkan alat kelamin, atau berciuman saja remaja dapat terinfeksi.
  2. Pendidikan tentangg budaya dan khususnya agama sangat diperlukan. Tanamkan bahwa saling mencintai tidak harus dengan kontak seksual. “Say no to sexual contact”.
  3. Hindari untuk membuat remaja merasa lebih bersalah lagi dan tersisih ketika terkena IMS. Ajak remaja ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kebanyakan infeksi menular seksual masih bisa ditangani dan remaja dapat hidup dengan baik, selama IMS dideteksi dengan dini.

Apa yang dapat dilakukan remaja?

  1. Jujur pada diri sendiri dan orangtua. Jika memang telah melakukan aktivitas seksual secara rutin, segera periksakan ke dokter, karena umumnya Infeksi Menular Seksual tidak menunjukkan gejala khusus, atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Tahu-tahu remaja sudah menderita IMS.
  2. Hindari pergaulan bebas dan aktivitas seksual berganti-ganti pacar. Kurangnya pengetahuan, serta kecilnya rasa takut pada remaja, membuat mereka tidak menyadari bahwa IMS sangat mungkin terjadi pada diri mereka.
  3. Dapatkan edukasi tentang seks secara benar. Cari informasi dari ahlinya atau sumber terpercaya, bukan dari teman.

Maklumat Pelayanan

Berita Terbaru
Visitasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah
04 November 2024
Rumah Sakit
Penyerahan Penghargaan Satyalencana Karya Satya
04 November 2024
Umum
Tambahan Layanan Sore
21 Oktober 2024
Pelayanan